Advertisement
IKTJ kali ini ingin membahas apa saja yang menyebabkan banyak terjadi pencabulan terhadap anak yang marak terjadi belakangan ini di tanah air kita tercinta, Bahkan telah mengorbankan begitu banyak balita demi memuaskan syahwat para pelaku pencabulan anak di bawah umur. Anak SD sudah ada yang berbuat mesum dalam toilet sekolah, Kakek memperkosa cucunya sendiri, Para ayah memperkosa anak gadisnya sendiri bahkan ada juga anak laki laki yang nafsunya bisa tumbuh kepada ibu kandungnya sendiri. Ada apa dengan kita, Pemerintah sendiri sibuk mencari hukuman yang pantas bagi para pelaku pencabulan. Belakangan ini gempar diperbincangkan tentang hukuman kebiri bagi para pelaku, Yang katanya dapat membuat para pelaku jera. Bagaimana tidak jera"! Wong alat kelaminnya dipotong, Bukan hanya jera yang terjadi, Malah para pelaku ini sudah tidak dapat menggunakan senjatanya tersebut sampai ajal menjemput.
Apa tindakan yang sebaiknya dilakukan agar pencabulan tidak terjadi lagi ?
Tidak lain dan tidak bukan yaitu kembali kepada alqur'an dan sunnah, Bagaimana caranya ? Inilah hal pokok yang banyak diantara kita lupa dan kadang kadang berpura pura lupa akan hal mendasar yang harus dibenahi. Kebebasan telah merubah sifat manusia menjadi tidak manusiawi lagi, Manusia lupa akan koderatnya yang memiliki otak dan pikiran yang mampu dan dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Pada dasarnya setiap manusia itu baik karena tidak ada mahluk yang paling sempurna di dunia ini kecuali manusia, Namun sifat manusia dapat berubah jika jiwa manusianya telah hilang karena telah dikalahkan oleh nafsu yang menggerogoti jiwa sekaligus raganya.
Tidak dapat dipungkiri semua manusia normal akan memiliki nafsu, Karena apalah arti hidup tanpa nafsu bukan ..! Ada banyak macam nafsu. Bisa saja nafsu birahi, Nafsu bercinta, nafsu makan, Nafsu untuk berkarya dan nafsu nafsu lainnya. Namun tentu ada porsinya tersendiri, Tahu kapan digunakan dan penggunaanya pada tempat dan waktu yang tepat sehingga tidak merugikan diri sendiri, Orang lain bahkan untuk bangsa dan negara. Ibaratkan saja seperti sebuah rumah tangga yang telah dikaruniai beberapa anak, Jelas orang tua dari anak2 tersebut tidak ingin anak anak mereka menempuh jalan yang salah. Sehingga ada batasan batasan yang diberikan kepada sang anak oleh orang tua mereka. begitu pula dengan sebuah negara, Pemerintah itu diibaratkan sebagai orang tua dari rakyatnya dimana rakyat butuh bimbingan, batasan dan pengajaran yang tepat sehingga menjadi sebuah bangsa yang dapat memberikan keselamatan dan kesejahteraan bagi pemerintah sendiri dan bagi rakyat yang dipimpinnya.
Apa bentuk kebebasan saat ini ?
Ada banyak peluang kebebasan saat ini yang dengan jelas dapat dirasakan, Bisa berupa media sosial, Media cetak, Televisi, Internet, Majalah dan lain sebagainya. Kalau semua digunakan untuk hal yang bersifat positif tentu akan memberikan dampak yang positif pula. Lalu bagaimana jika berita yang diterima itu salah, Fitnah, Adu domba, dan segala bentuk yang dapat merugikan ? tentu akan membawa dampak negatif bagi si penerima informasi dan bagi penyedia layanan itu sendiri, Dan lambat laun, semuanya akan bersifat pasti. Pada faktanya tidak ada manusia yang pintar maupun bodoh, Karena apa artinya pintar tanpa orang bodoh dan begitu pula sebaliknya. karena pada dasarnya si kaya dan si miskin, Si pintar dan si bodoh, Si orang tua dan si anak, Si model dan si cameraman, Si penjual dan si pembeli, Si langit dan si bumi, si teman dan si lawan, si penegak hukum dan si pelanggar hukum dan si si yang lainnya itu pada hakekatnya saling membutuhkan. Itulah hukum keseimbangan, Artinya yang di anggap pintar jangan pernah merasa pintar dan si bodoh jangan pernah untuk merasa bodoh.
Lalu siapa orang yang pintar itu ?
Orang pintar adalah orang yang tahu bahwa sebenarnya hidup itu hanya sementara, Sering mengingat mati, Bebuat baik bagi dirinya, bagi orang tuanya, bagi keluarganya, serta bagi bangsa dan negaranya dan bahkan bagi dunia sekalipun. Bagaimana cara berbuat baik agar pintar ? Jika seseorang tidak dapat membedakan antara mana yang baik dan yang buruk, Mana yang haq dan yang bathil, Maka itulah orang yang bodoh. Sekalipun memiliki gelar sarjana tertinggi dalam bidang apapun. Karna kalau kita mau membahas mana saja contoh yang baik tentu air laut sekalipun tidak akan cukup dijadikan tinta untuk menulisnya. Sedangkan memindahkan kerikil / batu dari jalan umum yang dapat membahayakan orang yang melewati jalan tersebut sekalipun dapat dikatakan berbuat baik bukan...!
Dan siapakah orang bodoh itu ?
Orang bodoh itu lebih mementingkan nafsunya sendiri, tidak perduli dengan dirinya sendiri, Lupa bahwa pada akhirnya dia akan mati juga sekalipun berumur cukup panjang, Tidak perduli akan keluarganya, negaranya bahkan tidak mau ambil pusing terhadap segala sesuatu yang dapat merugikan dan membahayakan orang lain. Contoh perbuatan tidak baik juga sangat banyak yang tentu air laut juga tidak cukup jika dijadikan sebagai tinta untuk menulisnya, Karena penulis sendiri tidak tahu tulisan ini sebenarnya baik untuk orang lain dan diri sendiri atau justru tidak baik karena penulis sendiri sudah barang tentu memiliki banyak kesalahan baik yang ditampakkan maupun yang tidak dapat dilihat. Namun hati kita tentu tahu mana yang sebenarnya baik dan buruk, Semenjak manusia itu telah mencapai baligh sebenarnya semua tahu mana yang baik dan buruk selama memiliki akal pikiran kecuali orang gila he...he...
Perkembangan teknologi adalah penyebab kelainan yang saat ini marak terjadi di negeri kita, Harga yang terjangkau dengan segala kemudahan dalam mengakses sesuatu yang baik dan yang buruk. Contoh kecil saja internet, Apapun yang kita cari akan kita dapatkan. Entah itu yang bersifat baik maupun yang bersifat buruk. Semua kembali kepada diri kita masing masing, Apakah mau menjadi orang yang pintar ataukah orang bodoh " Tentu para pembaca tahu jawabannya ". Di saat dimana semakin banyak orang yang pintar artinya disaat yang sama pula akan semakin banyak orang yang goblok, Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman mendasar tentang apa penyebab kelainan seksual yang saat ini marak terjadi di Indonesia. " Wasallam..."